NASIB
Nasib itu berbanding lurus dengan perilaku.
Jika perilaku kita baik, nasib kita baik.
Dan jika sebaliknya, nasib kita terbalik.
Seperti,
orang yang punya kebiasaan menendang
hidung anjing yang sedang tidur,
nasibnya tidak akan baik.
Seperti,
pemalas, pesimis, dan penunda –
tidak mungkin dipercaya untuk pekerjaan besar
di tempat baik dan dibayar besar.
Kualitas perilaku menentukan kualitas nasib.
TAKDIR
Dan engkau bertanya kepadaku,
lalu bagaimana dengan takdir?
Memang ada apa dengan takdir?
Aku sama sekali tak tahu tentang takdirku sendiri,
apalagi tentang takdirmu.
Katakanlah,
Aku sama sekali tak merisaukan takdirku.
Aku berperilaku sebaik mungkin,
dan berupaya seikhlas mungkin,
agar aku menjadi pribadi yang bernasib baik,
yang pantas bagi sebaik-baiknya takdir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar